Sunday, February 22, 2009

Pangeran yang bernama Magha

Sang Buddha menceritakan kepada Mahali, apa yang membuatnya menjadi Dewa Sakka. "Mahali, pada masa lampaunya Sakka adalah manusia biasa, seorang Pangeran yang bernama Magha. Pada masa kampaunya Sakka adalah seorang manusia yang pernah memberikan hadiah, maka dia diberi nama Purindada. Pada masa lampaunya, Sakka adalah manusia yang suka beramal, maka dia diberi nama Sakka. Pada masa lampaunya Sakka adalah manusia yang pernah mempersembahkan tempat tinggal, maka dia diberi nama Vasava. Pada masa lampuanya Sakka adalah manusia yang memenuhi tujuh jenis janjinya. "Apakah tujuh janji itu?"


Semasa masih hidup, saya akan membantu dan menyayangi orang tuaku. Sepanjang hidupku, saya akan menghormati orang yang lebih tua dari saya. Sepanjang hidupku, aku akan mengucapkan kata-kata yang sopan dan halus. Sepanjang hidupku, saya tidak akan menfitnah. Sepanjang hidupku, aku akan setia kepada keluargaku, tidak akan ternoda oleh keserakahan, bermurah hati dengan apa yang kumiliki, sangat senang bila bisa beramal. Sepanjang hidupku, saya akan bersikap jujur. Sepanjang hidupku, saya tidak akn pernah marah-marah. Jika timbul kemarahan, akan segera kuatasi. Mahali, Dewa Sakka pada masa lampaunya memenuhi tujuh janji tersebut, karena janji-janji ini maka ia menjadi Dewa Sakka."

Sang Buddha bersabda, "Pada masa lampaunya, Sakka dikahirkan sebagai Magha. Pada masa tersebut, dengan 30 rekan, beliau mendirikan jalan-jalan dan tempat tinggal untuk kepentingan umum. Berkat dorongan semangat yang tidak kunjung padam ini, beliau menaiki tahta kerajaan di alam Dewa.



dikutip dari Majalah "Buddhis Indonesia"

No comments:

Post a Comment