Sunday, February 22, 2009

Parabhava Sutta

(Khudakka Nikaya, Sutta Nipatta 18)

Demikian telah kudengar :

Pada suatu waktu, ketika Sang Bhagava berdiam di dekat Savatthi, dalam hutan Jeta, di taman Anathapindika. Pada saat lewat tengah malam, seorang dewa menerangi seluruh hutan Jeta dengan cahayanya yang gilang gemilang, muncul di hadapan Sang Buddha dan setelah memberi hormat ia berdiri di satu sisi, dewa itu mengucapkan syair berikut ini :

1. "Siapakah, duhai Gotama, yang sedang menghadapi kemerosotan? Apakah sang Bhagava berkenan untuk menerangkan sebab musabab dari kemerosotan?"


2. "Orang sedang jaya mudah diketahui, orang sedang menghadapi kemerosotan mudah diketahui, barang siapa mencintai Dhamma, jayalah ia, barang suapa membenci Dhamma, merosotlah ia"

3. "Demikian telah diuraikan. Sebab pertama dari kemerosotan. Silahkan Sang Bhagava katakan, sebab kedua dari kemerosotan."

4. "Barang siapa dicintai oleh orang-orang jahat, tidak berbuat apapun yang disukai para Bijaksana, orang yang menyetujui cara-cara para penjahat, inilah sebab musabab dari kemerosotan."

5. "Demikian telah diuraikan, sebab kedua dari kemerosotan. Silahkan Sang Bhagava katakan, sebab ketiga dari kemerosotan".

6. "Orang yang suka mengantuk, berpesta pora, tidak bersemangat inilah sebab musabab dari kemerosotan".

7. "Demikianlah telah diuraikan, sebab ketiga dari kemerosotan. Silahkan Sang Bhagava katakan, sebab keempat dari kemerosotan".

8. "Orang yang kaya, tidak menyokong ayah dan ibunya, yang sudah tua dan tidak berdaya, inilah sebab musabab dari kemerosotan".

9. "Demikianlah telah diuraikan, sebab keempat dari kemerosotan. Silahkan Sang Bhagava katakan, sebab keempat dari kemerosotan."

10. "Barang siapa menipu dengan mendustai para seorang brahmana atau pertapa, atau orang suci lainnya, inilah sebab musabab dari kemerosotan."

11. "Demikian telah diuraikan, sebab kelima dari kemerosotan. Silahkan Sang Bhagava katakan, sebab keenam dari kemerosotan".

12. "Orang yang sangat kaya, memiliki emas dan makanan, dan menikmati sendiri kekayaannya yang menyenangkan, inilah sebab musabab dari kemerosotan".

13. "Demikian telah diuraikan, sebab keenam dari kemerosotan, Silahkan Sang Bhagava katakan, sebab ketujuh dari kemerosotan".

14. "Orang yang menyombongkan keahliannya, kekayaan dan keluarganya, merendahkan sana keluarganya sendiri, inilah sebab musabab dari kemerosotan".

15. "Demikian telah diuraikan, sebab ketujuh dari kemerosotan, silahkan Sang Bhagava katakan sebab kedelapan dari kemerosotan".

16. "Barang siapa yang menyerahkan diri pada wanita-wanita penghibur, pada minuman keras dan pada perjudian dan menghambur-hamburkan apa yang telah diperoleh, inilah sebab musabab dari kemerosotan".

17. "Demikian telah diuraikan, sebab kedelapan dari kemerosotan. Silahkan Sang Bhagava katakan, sebab ksesembilan dari kemerosotan."

18. "Barang siapa tidak puas dengan istrinya sendiri, terlihat bersama para pelacur dan istri-istri orang lain inilah sebab musabab dari kemerosotan".

19. "Demikianlah telah diuraikan, sebab kesembilan dari kemerosotan. Silahkan Sang Bhagava katakan, sebab kesepuluh dari kemerosotan".

20. "Barang siapa yang sudah tidak muda lagi, tetapi mengajak pulang seorang wanita yang memiliki buah dada seperti buah timbaru, dan tidak dapat tidur karena cemburu, inilah sebab musabab dari kemerosotan".

21. "Demikianlah telah diuraikan, sebab kesepuluh dari kemerosotan. Silahkan Sang Bhagava katakan, sebab kesebelas dari kemerosotan."

22. "Barang siapa memberikan kedudukan yang tinggi, kepada seorang wanita pemabuk dan pemboros, atau kepada seorang laki-laki dengan ciri-ciri yang sama, inilah sebab musabab dari kemerosotan".

23. "Demikian telah diuraikan, sebab kesebelas dari kemerosotan. Silahkan Sang Bhagava katakan, sebab keduabelas dari kemerosotan".

24. "Barang siapa mempunyai sedikit kekayaan, tetapi bernafsu besar, terlahir dalam keluarga ksatria, dan mengidam-idamkan untuk menjadi raja, inilah sebab musabab dari kemerosotan."

25. "Setelah mengetahui sebab-sebab kemerosotan di dalam dunia, orang bijaksana dan patut dimuliakan, diberkati dengan kesadaran Ariya, menikmati kebahagiaan Surgawi".

No comments:

Post a Comment